Wednesday, February 28, 2018
Tentang Taichi (Taijiquan) Secara Umum
February 28, 2018 Taichi Kankun
Taijiquan
Taijiquan (Hanzi tradisional: 太極拳; bahasa Tionghoa: 太极拳; Pinyin: tàijíquán; Wade-Giles: t'ai4 chi2 ch'üan2), adalah sebuah bentuk seni beladiri dan senam kesehatan aliran halus dari Tiongkok. Taichi terbagi menjadi berbagai "gaya" yang pada dasarnya berasal dari satu akar dan konsep dasarnya hampir sama, namun bentuk gerakannya berbeda-beda, sehingga menambah khazanah pengetahuan para pecinta Taichi.
Adapun gaya-gaya Taichi yang terkenal adalah gaya Chen, gaya Yang, gaya Sun dan gaya Wu. Yang paling terkenal adalah gaya Yang, gaya ini telah menjadi standar pengajaran Taichi ke seluruh dunia, yaitu lewat sebuah rangkaian gerak yang disebut "Beijing 24 step" atau Senam Taichi gaya 24 langkah yang telah distandardisasi oleh pemerintah Tiongkok sebagai bentuk baku untuk mengajarkan Taichi.[1]
Sejarah
Menurut legenda Taichi diciptakan oleh Zhang Sanfeng (di Indonesia dikenal sebagai Thio Sam Hong) seorang pendeta Tao yang hidup pada abad ke-12, dan dari ajaran dia ini kemudian dikembangkan oleh Chen Wangting pada abad ke-15. Dari ajaran Chen Wangting inilah lahir Taichi gaya Chen, gaya yang tertua. Gaya Chen ini kemudian dimodifikasi lagi oleh murid-murid di generasi berikutnya, sehingga lahirlah gaya Yang, didirikan oleh Yang Luchan pada abad ke-16, gaya Wu oleh Wu Yuxiang pada abad ke-17 dan gaya Sun oleh Sun Lutang pada abad ke-19.
Senam Taichi kemudian berkembang menjadi bentuk latihan yang digemari, karena memiliki manfaat kesehatan yang baik dan, dengan latihan yang tekun dan sangat mendalam, bisa digunakan untuk pembelaan diri. Oleh karena itu, pemerintah Tiongkok kemudian menciptakan jurus standar untuk pengajaran senam Taichi ini sebagai bagian dari olahraga Wushu , yang dikenal dengan nama 24 langkah Taiji Beijing pada tahun 1956, dan 42 langkah Taiji kompetisi pada tahun 1989. Kedua set standard ini dianggap lebih mudah untuk diajarkan dan ditampilkan daripada jurus tradisional yang lebih panjang dan sulit.
Taiji di Indonesia
Hingga kini, senam Taichi masih menjadi bagian dari pelajaran di berbagai klub wushu dan kungfu di Indonesia. Atlet Wushu Indonesia, Zaenab, berhasil memperoleh medali perunggu di nomor Taichi yang diadakan pada Asian Games 1998 di Bangkok, Thailand.
Selain dikembangkan di klub-klub Wushu, dikembangkan juga senam Taiji di klub-klub khusus Taiji yang tidak menekankan pada kompetisi Wushu, misalnya di klub PORPI (Persatuan Olahraga Pernapasan Indonesia), Klub Taichi Adipranata, dan masih banyak lagi klub-klub lainnya. Selain itu juga terdapat beberapa Master Taiji yang bersifat independen, yang tidak mendirikan perguruan khusus, tetapi mengajarkan kepada beberapa murid tertentu secara personal.
Ref : https://id.wikipedia.org/wiki/Taijiquan
Tentang Tai Chi Kan Kun
February 28, 2018 Taichi Kankun
Selain makan dan minum, kebutuhan pokok yang dibutuhkan tubuh manusia, yang sering dilupakan, adalah olahraga. Banyak yang masih menganggap olahraga adalah kegiatan yang tidak harus dilakukan, bahkan orang yang sibuk menganggap olahraga akan membuang waktunya dan hanya akan menambah kelelahan fisik sehingga dia tidak bisa bekerja maksimal. Padahal olahraga, apapun itu bentuknya, dibutuhkan manusia supaya tetap sehat, seperti halnya makan dan minum.
Senam beladiri Tai Chi Kan Kun merupakan olah tubuh yang tidak hanya menyehatkan badan fisik manusia tetapi juga menyehatkan secara psikis, dalam arti melatih kesabaran, konsentrasi dan “positive thinking”. Tai Chi Kan Kun adalah old style taichi dari bangsawan Manchu ratusan tahun lalu yang dipelajari secara turun temurun dan merupakan pengembangan dari Siaw Lim Tai Chi dan martial art aliran Persia.
Secara umum TAI CHI 太極 atauTaijiquan adalah sebuah bentuk seni beladiri dan senam kesehatan aliran halus dari Tiongkok. T'ai chi adalah singkatan dari kata t'ai chi ch'uan, merupakan bela diri dan teknik menggerakkan badan yang berkembang di Cina. Tai Chi sudah sangat populer di berbagai negara, biasanya dilakukan secara massal pada pagi hari di taman atau ruang terbuka. Sebagian orang menyebut Tai Chi sebagai proses meditasi di dalam gerakan (meditation in motion).
Gerakannya yang aman juga membuat seni bela diri tai chi dipraktekkan di seluruh dunia oleh berbagai usia. Dari segi kesehatan, menurut berbagai penelitian medis dari berbagai Universitas terkemuka di Amerika, Eropa, tai chi mendatangkan banyak manfaat meliputi memperbaiki keseimbangan, fleksibilitas, stamina, tekanan darah, kesehatan jantung, mental, dan gejala yang berhubungan dengan stroke, fibromyalgia, penyakit Parkinson, dan Alzheimer.
Dalam bahasa China, ada yang mengatakan Tai Chi berarti "Tinju Tingkat Tinggi", "Pukulan Tanpa Batas", "Pukulan Tingkat Tinggi", atau "Pukulan Halus". Istilah "tingkat tinggi", "tanpa batas", atau "halus" dimaksudkan sebagai penggunaan tenaga Energi Chi, yang dianggap kekuatannya jauh di atas tenaga otot atau tenaga fisik biasa. Tai Chi melatih penggunaan Energi Chi ini melalui latihan-latihan keseimbangan dan keselarasan antara 3 elemen: gerak fisik, pikiran (konsentrasi, ketenangan, meditasi), serta pengaturan nafas. Gerakan-gerakan dalam Tai Chi dirancang sedemikian rupa, yang oleh para penemunya dianggap sebagai gerakan atau posisi tubuh manusia yang paling efektif dalam mengalirkan Energi Chi. Selain itu juga, Energi Chi ini tidak akan mengalir atau bersirkulasi secara baik tanpa adanya konsentrasi dan ketenangan serta pengaturan nafas yang baik. Karena itu, detail dari "keseimbangan: gerak fisik, pikiran, dan pengaturan nafas" inilah yang menjadikan Tai Chi sebagai seni beladiri yang lebih rumit dan berorientasi keseimbangan hidup, ketenangan jiwa dan kesehatan. Karena sifatnya yang juga merupakan martial art, tai chi cocok juga untuk anak muda bahkan anak-anak usia sekolah serta orang tua.
Tai chi terbagi menjadi berbagai "gaya" yang pada dasarnya berasal dari satu akar dan konsep dasarnya hampir sama, namun bentuk gerakannya (gaya/style) berbeda-beda sesuai pengembangan dari masing-masing praktisinya yang biasanya bergantung pula dari asal keturunan keluarga pengembangnya. Adapun gaya-gaya Tai chi yang terkenal adalah gaya Chen, gaya Yang, gaya Sun dan gaya Wu. Yang paling terkenal adalah gaya Yang, gaya ini telah menjadi standar pengajaran Tai chi ke seluruh dunia, yaitu lewat sebuah rangkaian gerak yang disebut "Beijing 24 step" atau Senam Tai chi gaya 24 langkah yang telah distandardisasi oleh pemerintah Tiongkok sebagai bentuk baku untuk mengajarkan Tai chi.
Sejarah Taichi
Menurut legenda Taichi diciptakan oleh Zhang Sanfeng (di Indonesia dikenal sebagai Thio Sam Hong) seorang pendeta Tao yang hidup pada abad ke-12, dan dari ajaran dia ini kemudian dikembangkan oleh Chen Wangting pada abad ke-15. Dari ajaran Chen Wangting inilah lahir Taichi gaya Chen, gaya yang tertua. Gaya Chen ini kemudian dimodifikasi lagi oleh murid-murid di generasi berikutnya, sehingga lahirlah gaya Yang, didirikan olehYang Luchan pada abad ke-16, gaya Wu oleh Wu Yuxiang pada abad ke-17 dan gaya Sun oleh Sun Lutang pada abad ke-19.
Tai chi kemudian berkembang menjadi bentuk latihan yang digemari, karena memiliki manfaat kesehatan yang baik dan, dengan latihan yang tekun dan mendalam, bisa digunakan untuk pembelaan diri. Oleh karena itu, pemerintah Tiongkok kemudian menciptakan jurus standar untuk pengajaran senam Tai chi ini sebagai bagian dari olahraga Wushu , yang dikenal dengan nama 24 langkah Taiji Beijing pada tahun 1956, dan42 langkah Taiji kompetisi pada tahun 1989. Kedua set standard ini dianggap lebih mudah untuk diajarkan dan ditampilkan daripada jurus tradisional yang lebih panjang dan sulit.
Tai chi di Indonesia
Hingga kini, senam Taichi/taiji masih menjadi bagian dari pelajaran di berbagai klub wushu dan kungfu di Indonesia. Selain dikembangkan di klub-klub Wushu, dikembangkan juga senam Taiji di klub-klub khusus Taiji yang tidak menekankan pada kompetisi Wushu, misalnya diklub PORPI (Persatuan Olahraga Pernapasan Indonesia), dan masih banyak lagi klub-klub lainnya. Selain itu juga terdapat beberapa Master Taiji yang bersifat independen, yang tidak mendirikan perguruan khusus, tapi mengajarkan kepada beberapa murid tertentu secara personal. (informasi dari berbagai sumber)
Ada pula Suhu Taiji di Indonesia yang memperoleh ilmunya secara turun temurun dari ayah, dan kakek buyutnya, diantaranya adalah Lao Shi Irwan Lay di Tangerang yang mengajarkan Tai Chi Kan Kun.
Tai Chi Kan Kun 太極 乾坤
Merupakan gabungan dari tai chi (alam semesta) dengan kan kun tai loi (pukulan sejagat) dari negeri Tai Li (sekitar Persia sekarang).
Berawal dari sejarah ratusan tahun lalu terjadinya pembakaran kuil Siaw Lim dimana ada beberapa prajurit Dinasti Ching (Manchuria) yang mendatangi perpustakaan kuil Siaw Lim dan mengambil beberapa buku lalu diserahkan kepada komandannya. Setelah diperiksa ternyata ada beberapa buku silat, salah satunya adalah buku silat gabungan antara Tai Chi dengan Kan Kun Tai Lo I (pukulan sejagat) dari negeri Tai Li. Buku ini ditulis oleh Chang Bu Ki yang menguasai jurus tersebut yang pada saat bepergiannya dia menitipkan buku itu ke Kepala Biara Siaw Lim.
Setelah dipelajari ternyata buku tersebut sangat menarik dan sejak saat itu Kaisar memberikan titah kepada para bangsawan di kerajaan mempelajari jurus tersebut untuk olah tubuh dan bela diri.
jaman sekarang ini, generasi keturunan dari dinasti Ching (Manchuria) terakhir yang merupakan anak cucu pangeran dinasti Ching pada jaman itu, yaitu dengan urutan sejarah pendahulunya:
- Lay Hie Kok
- Lay Long Seng
- Lay Tong Hun
Di generasi ini adalah Lay Tong Hun (Suhu Lay) yang kita kenal dapat mengobati segala macam penyakit dan membuka praktek di beberapa tempat di daerah Tangerang, Banten. Beliau (Alm.) yang mengembangkan Tai Chi gabungan Kan Kun Tai Lo I ini dan beliau pula yang memberi nama Tai Chi Kan Kun dengan bersama anaknya Lay Cun Hiong (Irwan Lay).
Irwan Lay sejak lahir sangat disayang oleh neneknya dan mempunyai bakat seperti ayahnya (Alm) dan selalu ikut ayahnya hingga dapat menguasai kemampuan ayahnya (Alm). Semenjak ayahnya Lay Tong Hun (Alm) meninggal dunia tahun 2006, sampai saat ini Irwan Lay meneruskan pengajaran tentang Tai Chi Kan Kun.
Tai Chi Kan Kun terdiri dari 9 jurus 108 gerakan perubahan dan 66 gerakan berpasangan (tui lien) A dan B.
Dalam proses pelatihan tai chi kan kun terbagi menjadi beberapa tahapan diantaranya:
- Pemanasan
- Latihan Dasar
- Latihan Jurus
- Inti Tai Chi
Setiap proses pelatihan terdapat arti filosofinya:
- Pemanasan: Kestabilan tubuh dalam segi kesehatan, agar otot relax dan siap untuk latihan berikutnya (didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat).
- Latihan Dasar: Kemantapan serta penguasaan diri, karakter yang mantap (mapan) tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan. Penguasaan diri, membuat kita otomatis bisa menguasai diri, tidak cenderung sembrono (bertindak sembarangan).
- Latihan Jurus 1-5 (melatih kesabaran): dengan gerakan yang lambat dan lembut kita dituntut untuk melatih diri menjadi sabar, didalam proses penyatuan gerakan, konsentrasi dan fokus serta pengendalian diri.
- Latihan jurus berpasangan (tui lien) 1-5 A dan B (melatih ketangkasan): kita dituntut untuk saling bekerjasama dengan teman didepannya sehingga tercipta gerakan indah yang akhirnya terjadi pembentukan karakter tidak mendahulukan egonya atau mau menang sendiri.
- Latihan Jurus 6-9 (melatih kecekatan) setelah kita melalui proses melatih kesabaran dan ketangkasan, timbullah konsentrasi yang tinggi sehingga bukanlah kata cepat yan didapat tetapi cekat (cepat yang berfokus pada konsentrasi).
- Latihan Inti Taichi (melatih penyatuan diri dengan alam semesta yang akan menimbulkan Chi): penyatuan diri dengan alam semesta dengan diiringi pernafasan yang stabil akan menimbulkan ketenangan; baik dalam pikiran dan tindakan. Dengan ketenangan segala sesuatu dapat terkendali.
- Didalam semua proses latihan di atas, akhirnya timbullah kekuatan alam semesta (kekuatan yang selalu berubah dan mempunyai sifat tidak menetap). Disinilah tai chi itu, sulit diterka dan difahami. Banyak para praktisi tai chi beranggapan karena sulit untuk diterka dan difahami, maka tai chi tidaklah akan habis untuk dicerna dan dipelajari, terkecuali jika bumi ini sudah berakhir.
Maka dari itu, pelajarilah Taichi dengan kesungguhan hati dan ikuti alur di setiap aturan latihan dengan mengalir dan tidak ada ambisi sebab ambisi yang berlebihan akan dapat menjerumuskan kita. Ikutilah sesuai dengan aturan dan biarkan mengalir, sehingga kekuatan yang sebenarnya didalam Taichi akan kita dapat yang akhirnya akan bermanfaat untuk tubuh (kesehatan), karakter (sifat) serta energi Chi (kekuatan dalam tubuh). Dari ketiga manfaat tersebut sesungguhnya sangatlah penting. Tubuh yang sehat dan karakter atau sifat yang baik serta diiringi dengan energi positif didalam tubuh; inilah yang akan menciptakan kebijakan.
Manusia bijak dapat mengendalikan dirinya sendiri, sebab musuh terbesar manusia adalah diri sendiri. Dengan kesanggupan kita untuk mengendalikan diri sendiri berarti kita sudah sadar bahwa manusia sangatlah kecil di alam semesta ini, yang pada akhirnya kita akan tahu dan sadar bahwa ada Penguasa Alam Semesta dan Jagad Raya ini.
Informasi Tempat Latihan : latihan di lapangan diadakan dengan pembimbing langsung Laushe Irwan Lay dibantu Asisten/Instruktur lainnya, ada juga kursus private dan kursus on line. Untuk informasi hubungi M.Janan no.hp/WA: 081321303338 atau dengan Lause Irwan Lay no.hp/WA: 081319578287
Tangerang, Banten :
1. Sekolah Setya Bhakti, Jl. Ki Samaun No.171, Tangerang.
2. Aula Modern Golf Apartment, Modernland, Kelapa Indah, Tangerang
3. Lapangan Parkir Vihara Nimmala, Jl. K.S.Tubun 43, Pasar Baru, Tangerang (setelah pandemi belum aktif lagi)
Solo, Jawa Tengah :
Rumah Ibu Churiyah, Belakang Hotel Aston, Sondakan, Solo.
KONTAK
- Sekolah Setya Bhakti: Ibu Cuan Moi, HP: 6289525983418 (WA)
- Modern Golf Apartment: M. Janan, HP: 6281321303338
- Vihara Nimmala:
- Solo: Satrio, HP: 6285642048381 (WA)
- Ratna, HP: 6285929875518 (WA)
- Jenny, HP: 628129719869 (WA)
- Lina, HP: 6285966603744 (WA)
- Solo: Satrio, HP: 6285642048381 (WA)
- Lao Shi/Guru Pelatih: Irwan Lay, HP: 6281319578287
Tempat Pelatihan lainnya:
- Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara
- Cluster Oleaster, Gading Serpong, Tangerang-Banten
- Cluster Australia, Green Lake City, Tangerang-Banten
Subscribe to:
Posts (Atom)